Bagai kapal yang tengah berlayar di samudera garang kini kapal itu telah ditambatkan dan berganti dengan rumah yang usali. Inilah sebuah proses pencarian diri yang dilakukan Brigjen Pol DR. Zulkifli AR.SIK.MH, CH, CNPM, CHRMP, CTPSP. Kini, sebagai Perwira Tinggi Polri aktif ia kerap ditemui memberi ceramah di semua Masjid Polda di seluruh tanah air tanpa dibayar. Ini menjadi bukti Polri Presisi sesungguhnya yang harus diteladani !
Padang, MaestroInfo--Seiring berjalan waktu ternyata Brigjen Pol DR. Zulkifli AR telah mengalami transformasi dan reformasi dalam dirinya. Anak rang Simpang Haru, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) ini telah menemukan jati diri yang sesungguhnya sebagai makhluk ciptaan Allah Al Malik (yang Maha Merajai).
Perobahan dalam diri Zulkifli itu seperti metamorfosis dari ulat jadi kepompong hingga jadi kupu-kupu yang indah, lalu hinggap dari satu bunga ke bunga lain, hinggap dari satu putik buah keputik yang lain, sehingga menghasilkan buah yang bagus.
Inilah yang disebutnya khoirunnas anfauhum linnas, yakni sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Meski masih menjadi perwira polisi aktif dengan peluang jabatan tinggi terhampar di depan mata, namun itu tak menggoyahkan pria yang memang dikenal cerdas semenjak Sekolah Dasar (SD Negeri 8), Sekolah Menengah Pertama (SMP Negeri 8) dan Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri 4) di Kota Padang ini.
Sebagai manusia cerdas, sebenarnya Zulkifli mampu untuk “memburu” impian “duniawinya” yang menjanjikan gelimang harta dan jabatan yang diimpikannya. Namun ternyata pria yang akrab dengan sapaan Da Ib oleh orang kampungnya ini mampu meredam gejolak duniawinya itu.!
Tak mengherankan bila sekitar tiga tahun silam ia secara sadar berusaha menjeput hidayah Allah Al Quddus (yang Maha Suci). Lalu proses hijarah dirinya itu dituangkannya dalam sebuah buku yang berjudul “The Power of Hijrah”.
Sepertinya Brigjen Zulkifli telah menjawab harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran Polri agar mereformasi diri secara total dan berupaya memperbaiki diri untuk menuju Polri Presisi (prediktif, responsibilitas, transparasi, dan berkeadilan) yang tengah diperjuangkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Brigjen Zulkifli pun bisa menjadi bukti bahwa Polri Presisi tak hanya sekedar menjadi narasi sebagai modal dasar Polri membagun citra mereka, namun tercermin dalam sikap dan diri anggota Polri itu sendiri.
Bagi jenderal bintang satu ini wamaa alhayaatu alddunyaa illaa mataa’u alghuruuri, seperti disebut dalam Alquran, Surat Ali Imran ayat 185 benar-benar berlaku. Ia berusaha “mematikan diri” sebelum kematian itu datang mengucapkan salam.
Kata Doktor Hukum lulusan Unpas Bandung dengan predikat lulusan Cumlaude ini yang dihubungi MaestroInfo melalui telpon selulernya kemarin, perubahan dalam dirinya itu adalah kehendak Allah.
“Hidayah itu harus dijemput melalui sebuah proses hijrah (perobahan) dan itu harus dilakukan oleh kita sendiri. Allah tentu memilih orang yang Ia kehendaki,” katanya.
Oleh sebab itu kata pria yang antusias menimba berbagai ilmu pengetahuan manajemen sumber daya manusia (SDM), yang dibuktikan dengan gelar non akademis yang telah dikantonginya, seperti Certified Hypnotist (CH), Certified NLP For Professional Motivator (CNPM), Certified Human Resources Management Professional (CHRMP) dan Certified Trainer Public Speaking Professional (CTPSP) ini berusaha menuangkan proses hijrah itu dalam sebuah buku, karena mati tidak menunggu tua mu, mati tidak menunggu sakit mu dan mati tidak menunggu taubat mu !
“Itulah konsep hijrah yang saya angkat sebagai thema singkat dalam setiap kesempatan tausiah di banyak tempat di wilayah Indonesia,” katanya.
Ketika ditanya apa reaksi kawan-kawannya sesama Perwira Polri atas perubahan dalam dirinya, Zukkifli menjawab tegas bahwa hijrah itu adalah pilihan sebagaimana Surat At Taubah ayat 20 : Orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya akan lebih tinggi derjatnya disisi Allah dan itulah orang yang memperolah kemenangan (orang beruntung = meraih sorga).
“Pangkat jabatan, kedudukan kekuasaan dan kekayaan tidak akan berarti apa-apa di hadapan Allah jika tidak kita jadikan ia sebagai jalan untuk taat kepada Allah. Untuk meraih ridho Allah dan endingnya, tentu meraih Kunci Jannah-nya Allah. Itulah sebenarnya visi kita hidup di dunia. Saya berceramah di hampir di semua Masjid Polda dan Mabes Polri ketika Jumat atau Kultum, Alhamdulillah semua mendukung dan justru sebenarnya yang berpeluang besar untuk masuk Sorga Allah itu kelak harusnya Polisi,” ujarnya.
Ia pun memberi alasan pasti mengapa sosok Polisi yang berpeluang besar untuk masuk Sorga Allah, karena begitu banyak dan luasnya bidang tugas Polisi yang dapat dijadikan amalan kebaikan (bernilai ibadah) di bidang amar ma’ruf nahi mungkar ketika ia berniat untuk memperoleh ridho Allah.
“Dalam Qs Ali Imran 110 jelas dikatakan ; Kalian umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyampaikan yang baik (ma’ruf) dan mencegah yang mungkar (kejahatan) bukankah itu tugasnya Polisi di bidang preemtif, preventif dan respresif dalam Kamtibmas?,” jawabnya tegas.
Ketika dicoba mengulik apakah masih tersisa ambisi dalam dirinya sebagai Perwira Tinggi Polri untuk “memburu” jabatan yang tinggi pula, Brigjen Zulkifli yang dikenal dengan sapaan Ustadz Uje ini dengan pasti mengatakan ambisi duniawi itu tak ada dalam dirinya.
“Ada sebuah ungkapan ; Untuk apa kamu mengejar dunia, sementara ada perjalanan yang lebih panjang dan melelahkan dari dunia yaitu akhirat mu. Kejarlah akhirat mu sehingga dunia itu datang dengan terpaksa kepadamu. Bagi saya pangkat dan jabatan itu bukan tujuan, ia hanya titipan yang kelak akan dipertanggung jawabkan, Kulluku rain wakulluku mas uula. Saya tidak pernah berfikir untuk mengejar jabatan apapun apalagi meminta-minta jabatan.
Alhamdulillah apa yang Allah berikan sampai hari ini adalah sebuah anugerah yang luar biasa, semua karena Allah, karena saya sadar saya bukan siapa siapa. Semua datangnya dari Allah, Allah tau apa yang kita butuhkan dan tidak beri apa yang kita minta. Semua berjalan atas skenario Allah dan bersandarlah kepada Allah serta serahkan semua urusan mu pada Allah, bersegera untuk penuhi panggilan Allah, maka Allah akan urus semua urusan-urusan mu. Itu kuncinya !,” terang lulusan AKPOL tahun 1988, yang sekarang lebih aktif sebagai Dosen (Widyaiswara Utama) pada Sekolah Sespim Polri di Lembang, yang khusus menyiapkan generasi calon pimpinan Polri dalam level pertama, menengah dan tinggi ini.
Dari penelusuran yang dilakukan MaestroInfo, untuk bekal akiratnya, pria yang juga aktif menjadi dosen Pasca Sarjana di perguruan tinggi yang ada di Kota Bandung dan juga aktif sebagai trainer dan konsultan di bidang hukum ini, pada akhir 2019 lalu telah menghibahkan tanah yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja No.71, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumbar, untuk dikelola melalui Yayasan Zaara dalam bentuk Masjid Al Hijrah dan Pondok Tahfidz Yatim (3 lantai) yang dapat menampung 400 orang jamaah, dengan biaya Rp4.5 miliar.
Saat ini pembangunan Masjid Al Hijrah dan Pondok Tahfidz Yatim itu tengah berlangsung pembangunannya, peletakkan batu pertamanya dilakukan oleh Kapolda Sumbar yang saat itu dijabat Irjen Pol Tony Harmanto.
“Ini nanti akan menjadi Pusat Da’wah untuk masyarakat dimana Masjid ini akan buka 24 jam, tidak boleh tutup. Untuk yang sedang safar disipkan kamar menginap, free wifi, disapkan minuman gratis, Jumat Barokah makanan gratis untuk jamaah dan buka puasa bersama tiap Senen dan Kamis. Semua disiapkan oleh pengurus Masjid. Kita akan buat data base jamaah Masjid, setiap minggu ada kajian Islam. Untuk kepentingan sosial, maka jamaah akan diberikan biaya berobat bila sakit, jamaah yang rajin ibadahnya nanti akan kita Umrohkan setiap tahun,” ujarnya.
Ia pun mengatakan, konsep Pondok Tahfidz yang dibangunnya itu gratis khusus bagi anak yatim serta disiapkan untuk tempat menginapnya.
“Bagi saudara-saudara kaum muslimin yang ingin ikut membangun rumah di sorga dan berinvestasi jariah, silahkan ikut dalam program ini Insha Allah barokah, Aamiin Ya Allah,” ujar Ustadz Zulkifli. (Febriansyah Fahlevi)
0 Komentar