Kerinduan Irwan Basir pada Salawat Dulang yang Mulai Menghilang Terobati

 

Padang, MaestroInfo—Ketua Majelis Pertimbangan Adat (MPA) Nagari Pauh IX Kuranji Irwan Basir Datuk Rajo Alam, SH, MM dan Walikota Padang Hendri Septa diwakili oleh Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud Kota Padang Amriman M, S.Pd, MM terlihat serius menyimak kesenian tradional Islami Minangkabau, salawat dulang, di halaman Masjid Al Ihsan, Rimbo Tarok, Kota Padang, Jum'at malam, 28 Januari 2022, yang dilaksanakan dalam pengumpulan dana untuk kelanjutan pembangunan masjid itu.

Sementara dalam dalam pertunjukkan salawat dulang itu, terlihat dua pendendang pria duduk berdekatan dan menabuh dulang bersamaan. Ada kalanya keduanya berdendang bersamaan atau saling menyambung larik dalam syair.

Yang membuat Irwan Basir Datuk Rajo Alam makin antusias menyaksikan pertunjukan salawat dulang ini, karena sifat pertunjukan yang bertanya jawab, saling serang dan saling berusaha mempertahankan diri.

Dalam pertunjukan kesenian tradional islami, berupa nyanyian yang diiringi oleh pukulan dulang sebagai instrumen pengiring, syair yang disampaikan berisikan ajaran Islam, berupa zikir kepada Allah SWT dan pujian kepada nabi Muhammad SAW.

Sebagai pembuka kato pada malam itu, karena salawat dulang merupakan sastra lisan, para pendendang mulai melantunkan syairnya; Mano sagalo nan mudo-mudo, di dalam Alquran ado takato, wā aqimmu şallat itu lah dek katonyo, di surek Albaqarah liek nan lah nyato, supayo kito nak lakeh picayo, wa aqimmu şallat sudahlah tarang, itulah firman dari Tuhan yang manang, dirikan dek kamu akan sambayang, limo wakatu malam jo siang.

Tak lama syair-syair pun dilantunkan para pendendang salawat dulang, yang merujuk kepada syair-syair nasihat, bernapaskan agama Islam.

Menyaksikan penampilan salawat dulang malam itu, kerinduan Irwan Basir akan tampilan salawat dulang seolah terobati, maklum hampir 25 tahun selawat dulang tidak terlaksana di Rimbo Tarok itu. Oleh sebab itu ia meminta selawat dulang ini harus dilestarikan di tingkat kelurahan dan kecamatan maupun Kota Padang, sehingga tradisi ini tidak hilang ditelan zaman.

“Malam ini bersama kita menyaksikan seni sastra lisan Minangkabau yang kita kenal dengan salawat dulang. Seni sastra lisan ini menampilkan pesan-pesan moral dan agama,” ujarnya.

Ia tak lupa mengingatkan agar orang tua mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai agama dan budaya. “Setiap orang tua harus memperhatikan pendidikan agama bagi anak-anaknya,” kata Irwan Basir.

Irwan Basir juga mengimbau para orang tua agar menyerahkan pendidikan anak-anaknya ke surau atau masjid agar mendapat pendidikan agama yang baik. Ia mengingatkan, orang tua tidak hanya cukup menyekolahkan anak, mulai dari SD sampai kuliah di perguruan tinggi, tetapi pendidikan agamanya juga harus diperhatikan.

Lebih lanjut, Irwan Basir mengatakan, dunia sekarang adalah dunia media sosial. Akibatnya, dengan siapa saja anak-anak di dunia maya bisa bergaul. Kalau tidak diisi, tidak diarahkan, tidak diberikan bekal maka akan menjadi ancaman terhadap masa depan mereka, pasti mereka akan tersesat.

“Cara orang tua dulu mendidik anak layak dicontoh. Saya merasakan waktu kecil, kalau sudah magrib, wajib tiba di rumah untuk salat magrib berjamaah, ayah jadi imam dan anak serta ibunya jadi makmum. Setelah salat magrib berjamaah, makan bersama. Di saat itulah orang tua berkomunikasi dengan anak. Orang tua menceritakan perjalanan hidupnya,” ujarnya. 

Saat itu kata Irwan Basir menambahkan, orang tua berusaha menyakinkan anak-anak mereka, indak mungkin nasib awak barubah, kalau indak awak nan mausahokannyo.

Orang nomor satu di DPD LPM Kota Padang ini juga berpesan agar orang tua memberikan pendidikan nilai adat dan budaya kepada anak-anak mereka, sehingga anak-anak tak tercabut dari akar budayanya sebagai orang Minangkabau. 

"Bagaimana kita hidup di kampung. Mandi di baruh-baruh, mamintak di bawah-bawah, tau batu nan ka manaruang, ranting nan ka mamatah, kato nan ampek: kato manurun, kato mandaki, kato mandata, dan kato malereng. Semuanya dijelaskan oleh orang tua zaman dulu,” katanya.

Sementara itu, Walikota Padang Hendri Septa diwakili oleh Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud Kota Padang Amriman memberikan apresiasi kegiatan masyarakat Rimbo Tarok dalam acara salawat dulang tersebut.

“Perlu diketahui, saat ini telah jarang ditampilkan kegiatan warga melalui selawat dulang dan warga lebih cenderung menampilkan acara DJ di pesta kegiatan pemuda dan pesta pernikahan. DJ tersebut bukanlah tradisi kita di Minangkabau ini, karena itulah salawat dulang ini sangat menarik untuk ditampilkan dalam setiap kegiatan masyarakat,” ujarnya.

Dalam acara ini kata Amriman, masyarakat dapat mendengarkan aluran siar-siar agama Islam, mulai dari masuk agama ke bumi Sumatera Barat dan mulai Nabi Muhammad SAW mengembangkan agama Islam. 

“Pemko Padang sangat mendukung kegiatan ini, semoga kegiatan salawat dulang ini terus menjadi tradisi masyarakat kita sepanjang zaman,” katanya.

Anggota DPRD Kota Padang Komisi II Zalmadi mengatakan sosok Irwan Basir aktif barbagai kalangan baik dari kegiatan sosial, budaya, adat dan olahraga. “Saya banyak belajar dari guru Datuk Irwan Basir, beliau sebagai panutan saya sampai saat ini,” katanya. 

Ia mengatakan, selawat dulang adalah tradisional di Minangkabau yang patut dilestarikan untuk generasi muda ke depannya dan acara berlangsung selama 2 hari.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan masyarakat yang sangat antusias dan luar biasa, karena acara tersebut didukung oleh pedendang salawat dulang yang pandai mengajak masyarakat untuk mendengarkan lantunan syairnya.

Juga tampak hadir malam itu Anggota DPRD Kota Padang Zulhardi Z. Latif dan Zalmadi, S. Hum, Ketua LKAM Kuranji DR. Hendri Yazid Datuk Rajo Di Guci, SH, MM, tokoh masyarakat, tokoh agama, RT/RW Rimbo Tarok, Bundo Kandung, Pengurus Masjid Al Ihsan, Rimbo Tarok, Forum Komunikasi Selawat Dulang, pemuda dan pemudi. (Febriansyah Fahlevi)

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.maestroinfo.id, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pemred: An Falepi