Foto dokumen Bupati Irfendi Arbi saat masih menjadi Bupati Limapuluh Kota, ketika menyerahkan bantuan pangan pasca bencana banjir dan longsor kepada masyarakat.
Padang, MaestroInfo--Gempa bumi yang melanda Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman pada Jumat, 25 Februari 2022 pada jam 08.39 WIB, tak hanya membuat rasa iba dan ungkapan duka bermunculan dari berbagai kalangan, namun juga memunculkan rasa empati.
Pasca gempa bumi berkekuatan 6,2 SR yang diakibatkan sebagai pergerakan Sesar Sumatra atau Patahan Semangko, yang merupakan bentukan geologi yang membentang di Pulau Sumatra dari utara ke selatan itu berbagai ungkapan simpati dan bantuan mulai mengalir dari berbagai kalangan untuk masyarakat yang tertimpa musibah tersebut, tak terkecuali dari Irfendi Arbi mantan Bupati Limapuluh Kota periode 2016 - 2021 dan Wakil Bupati Lima Puluh Kota periode 2005 – 2010.
Untuk itu Irfendi mengimbau masyarakat Minangkabau, baik yang di kampung halaman maupun di perantauan agar menyalurkan donasi untuk meringankan beban masyarakat Pasaman dan Pasaman Barat yang sedang berduka saat ini.
Mantan Bupati Limapuluh Kota ini sepertinya merasakan betul bagaimana butuhnya masyarakat akan uluran tangan saudara-saudaranya pasca musibah datang melanda. Sebab, Kabupaten Limapuluh Kota sendiri juga kerap dilanda bencana alam, seperi longsor dan galado.
Buktinya, saat Irfendi masih menjadi bupati, daerahnya itu beberapa kali pernah dilanda galodo, seperti banjir bandang yang lazim disebut masyarakat galodo yang menenggelamkan Nagari Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban pada tahun 2017 lalu. Saat itu, masyarakat yang tengah lelap dalam tidurnya dikejutkan oleh suara gemuruh air bah yang datang tiba-tiba.
Tak hanya itu, masih segar dalam ingatan masyarakat Sumbar, galodo kembali hantam wilayah Limapuluh Kota pada Selasa 16 April 2019 siang sekira jam 14.50 WIB. Saat itu Nagari Situjuh Gadang dilanda terjangan air bah yang berasal dari mata air Gunung Sago.
Kala itu masyarakat sekitar yang sedang berada di areal persawahan, kaget dan panik saat mereka mendengar bunyi gemuruh yang cukup besar. Belum hilang rasa kaget mereka, tetiba muncul gelombang air bah yang menerjang aliran sungai kecil kawasan tersebut. Terjangan air bah tersebut langsung menyapu apa saja yang ada di depannya.
Belum berhenti sampai di situ, di tahun yang sama namun bulan berbeda, bencana banjir dan longsor kembali melanda Kabupaten Limapuluh Kota, pada Jumat 20 Desember 2019. Bahkan sebelumnya, kabupaten ini juga diterjang banjir bandang pada 11 Desember 2019.
Kala itu tercatat sebanyak delapan kecamatan yang terdampak bencana, yaitu Kecamatan Kapur IX, Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo, Akabiluru, Guguak, Harau, Payakumbuh, dan Pangkalan. Kerugian akibat banjir dan longsor di Limapuluh Kota saat itu mencapai Rp51,8 miliar.
Fakta inilah kata Irfendi Arbi kepada wartawan portal berita ini yang mendorongnya untuk mengimbau masyarakat, baik yang di kampung halaman maupun di perantauan, agar mengungkapkan rasa empatinya untuk menyalurkan donasi meringankan beban masyarakat Pasaman dan Pasaman Barat yang sedang berduka.
“Dalam kondisi ditimpa musibah, makanan sekecil apa pun, seperti mie instan maupun roti, sangat berharga sekali bagi masyarakat. Bahkan segelas air mineral saja, sangat berarti bagi masyarakat. Untuk itu, mari kita sama-sama meringankan beban saudara kita yang ada di Pasaman dan Pasaman Barat,” ujar Irfendi Arbi. (F. Fahlevi)
0 Komentar