Kekersan Seksual pada Anak Meningkat, Irwan Basir Risau

 Irwan Basir Datuk Rajo Alam, SH, MM

 

Tiga tahun terakhir tingkat kekerasan seksual yang dialami anak di Kota Padang mengalami peningkatan. Celakanya, sebagian besar pelaku merupakan orang dekat yang sering berinteraksi dengan korban. Nyaris tak tersisa lagi tempat yang aman bagi mereka !.

 

Padang, MaestroInfo—Wajah Ketua Majelis Pertimbangan Adat (MPA) Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pauh IX Kuranji, Irwan Basir Datuk Rajo Alam, SH, MM terliat sabak saat ia menjadi salah seorang narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Sumbar Darurat Kekerasan Seksual Terhadap Anak, Tanggung Jawab Siapa?, yang digagas Jaringan Pemred Online (JPO) Sumatra Barat dan media partner, di Aula Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Kamis (17/03/2022) pagi.

Betapa ia tak akan sabak, karena selaku ninik mamak dan juga Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Provinsi Sumbar, dirinya mengetahui betul bahwa akhir-akhir ini kekerasan seksual yang dialami anak dan perempuan sedang marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali Kota Padang, Sumatera Barat.

Dari data yang diperoleh MaestroInfo, Polresta Padang mencatat terjadi peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap anak pada tahun 2021. Peningkatan tersebut mencapai hampir 100 persen dibandingkan tahun 2020. Dari 48 kasus tahun 2020, kemudaian meningkat menjadi 85 kasus tahun 2021.

Celakanya, dari pemeriksaan Kepolisian, sebagian besar pelaku merupakan orang dekat yang sering berinteraksi dengan korban. Inilah yang memicu Irwan Basir Datuk Rajo Alam menjadi sabak !

Hal ini bisa terjadi kata Irwan Basir dengan suara agak berat, disebabkan oleh dua hal. Pertama faktor internal, karena kurangnya perhatian keluarga terhadap kondisi kekinian si anak, karena orang tua terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing. 

Narasumber FGD bertajuk “Sumbar Darurat Kekerasan Seksual Terhadap Anak, Tanggung Jawab Siapa?

“Ini merupakan permasalahan yang berawal dari hulunya, selanjutnya karateristik dibentuk berdasarkan dari pola yang dilakukan pembinaan dan perdekatan terhadap anak,” kata Irwan Basir.

Dikatakannya, sesuai dengan teori tabulu rasa, apabila diberikan tinta putih terhadap anak yang baru lahir, maka hasilnya akan menjadi putih (positif). Sebaliknya apabila diberikan tinta hitam, maka hasilnya akan menjadi hitam (negatif).

“Ini menandakan penting dalam pembinaan lingkungan keluarga untuk pembentukan jadi diri seorang anak,” ujarnya Irwan Basir.

Faktor kedua kata dia, adalah faktor eksternal yang berasal dari lingkungan. Dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, sehingga memberi energi negatif pada anak.

“Kedua persoalan inilah yang harus kita carikan solusinya untuk mengatasi persoalan yang tengah terjadi saat ini,” ujar Irwan Basir.

Ia mengatakan, semakin meningkat volume manusia, maka semakin banyak pula persoalan yang akan muncul. Kalau dalam interaksi keluarga, maka urutan secara ranji ninik mamak berlaku “hukum” kaum paga kaum, suku paga suku, nagari paga nagari, jorong paga jorong. Artinya di dalam lingkungan itu akan terbentuk suatu klausalitas hubungan yang harmonis, sehingga akan menimbulkan rasa memiliki bersama. 

Para peserta FGD di Aula Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Kamis (17/03/2022) pagi.

Namun kini kata Irwan Basir, ninik mamak bakato ninik mamak, kamanakan bakato kamanakan pula. Inilah yang menjadi benang merahnya, sehingga timbulah hidup nafsi-nafsi atau individualitas.

“Kalau hidup sadah menonjolkan individualitas maka raso dibaok naiak, pareso dibaok turun tidak ada lagi dalam hidup, atau tidak ada lagi ranji dalam kaum atau kumpulan keluarga-keluarga dalam sistem suatu suku,” kata Irwan Basir.

Selain Irwan Basir, saat itu yang menjadi narasumber Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Provinsi Sumbar Dr.Fauzi Bahar Dt Nan Sati yang diwakili Wakil Ketua I LKAAM Laksamana Pertama TNI Al (Purn) Hargianto, Dt Bagindo Malano Nan Hitam yang juga Mantan Komandan Lantamal/II Padang.

Kemudian narasumber lainnya adalah Kapolda Sumbar diwakili Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Subdit IV Ditreskrimum Polda Sumbar, Arif Hadi SH serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang Editiawarman S.Pd. (F. Fahlevi)


 

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.maestroinfo.id, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pemred: An Falepi