Yunafrisaat nemberikan keterangan pada wartawan yang tergabung dalam organisasi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perkumpulan Perusahaan Perusahaan Media Online Indonesia (MOI) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Padang, Maestro Info—Kendati sempat dihujam berita menohok yang diduga kuat tanpa konfirmasi yang diterbitkan di salahsatu media online baru-baru ini, namun mantan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumbar, tahun 2017 Yunafri SH M.Hum berusaha untuk tetap tenang tanpa berbalut emosi dan sakit hati.
Padahal berita sepihak yang terbit itu “menyerang kehormatannya” sebagai manusia dan juga sebagai seorang petinggi di salah satu sekolah dasar (SD) swasta terkemuka di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Dalam berita itu disebutkan bahwa Yunafri diduga telah melakukan rudapaksa atau pelecehan seksual terhadap salah seorang siswi sekolah itu.
Bahkan dalam pemberitaan itu disebutkan Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Padang, Kompol Dedy Adriansyah Putra membenarkan bahwa pihaknya tengah mengusut kasus yang diduga melibatkan Yunafri tersebut.
Saat itu disebutkan bahwa kasus ini sebenarnya sudah lama, namun viralnya baru sekarang.
Ia juga menyebut bahwa penyidik tengah bekerja untuk mengusut kasus dugaan pelecehan seksual kepada seorang pelajar SD berjenis kelamin perempuan tersebut.
Sementara itu Yunafri saat melakukan klarifikasi pada para wartawan yang tergabung dalam organisasi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perkumpulan Perusahaan Perusahaan Media Online Indonesia (MOI) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), di kantor Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, di Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Rabu 18 Oktober 2023, mengaku kecewa dengan oknum wartawan yang menulis berita tersebut, karena ia merasa tak melakukan hal yang ditulis dalam berita tersebut.
Ia mengaku tak pernah menyangka peristiwa yang dialaminya beberapa bulan lalu akan “dipelintir” oleh beberapa orang oknum guru yang kurang senang atas kebijakannya yang keras dan tegas terhadap oknum guru yang berani merubah nilai siswa.
“Saat itu saya bertemu dan sempat berdialog dengan salah seorang siswi yang sedang duduk di tangga sambil mengerjakan pekerjaan rumah (PR),” katanya menjelaskan.
Namun ternyata realita itu merebak, Yunafri malah dituding oleh beberapa orang oknum guru telah melakukan pelecehan terhadap siswa tersebut serta meminta keterangan dari sang siswi sambil merekamnya.
“Ini saya rasa sangat keterlaluan, dan menghancurkan nama baik saya. Bukan tak mungkin biangnya akan dipecat dari sekolah tersebut. Bahkan bisa saja saya akan menggugat mereka,” katanya bertegas-tegas. (Febriansyah Fahlevi)
0 Komentar