FKAN Sumbar Mencari Solusi yang Terjadi Melalui Diskusi

 


Padang, Maestro Info—Diakui atau tidak bila dilihat ke belakang, sebenarnya mutu sumber daya manusia (SDM) masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) yang lazim disebut masyarakat Minang sebenarnya cukup baik. Fakta membuktikan lebih dari 800 orang Minang berpendidikan Doktor, 500 lebih diantaranya bermukim di Pulau Jawa.

Namun sepertinya SDM unggul tersebut belum opimal dalam berkontribusi bagi kemajuan pendidikan dan pembangunan daerah Sumbar. Buktinya dari data yang mengemuka, jumlah populasi prilaku sex menyimpang seperti lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) terbanyak ada di Sumbar se-Indonesia, angkanya melebihi 18.000 orang.

Belum lagi terkait dengan peredaran dan pengguna narkotika yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Polda Sumbar) mencatat angka kasus penyalahgunaan narkotika mengalami peningkatan pada 2023 jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono dalam jumpa pers akhir tahun mengatakan, jumlah kasus yang ditangani pihaknya sepanjang 2023 sebanyak 1.254 kasus, sedangkan tahun 2022 adalah sebanyak 1.162 kasus.

Fakta ini membuat Firman Sukumbang selaku Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Forum Komunitas Anak Nagari (FKAN) Sumbar yang dibidani Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar ini.

Untuk itu FKAN Sumbar mengadakan diskusi dengan tema Membangun Ranah Minang Melalui Peran Anak Nagari Dalam Upaya Pemberantasan Prostitusi, Maksiat, LGBT dan Narkoba, pada Minggu 3 Maret 2024 di Kantor FKAN yang berada di lantai 2 kantor LKAAM, di Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.

Diskusi ini menghadirkan nara sumber Ketua DPD LPM Kota Padang Irwan Basir Dt. Rajo Alam, SH.MM, Anggota DPRD Provinsi Sumbar H. Maigus Nasir, S.Pd, Ketua DPW Gebu Minang Sumbar yang juga merupakan Walikota Padang Panjang H. Fadly Amran, B.B.A gelar Datuak Panduko Malano dan mantan Bupati Limapuluh Kota Ir. Irfendi Arbi, M.P.

Pada kesempatan tersebut H. Maigus Nasir yang akrab disapa Buya Maigus menyebutkan, bila ditilik di Ranah Minang ada dua filosofi yang berlaku selama ini yaitu raso dibaok naik, pareso dibaok turun.

Sedangkan yang kedua kata Buya Maigus, selama ini orang Minang memiliki folosofi kaluak paku kacang balimbiang, tampuruang lenggang-lenggangkan, bawok manurun ka Saruaso. Anak dipangku kamanakan dibimbiang, urang kampuang samo patenggangkan, supayo nagari jan binaso.

Ini kata Buya Maigus menambahkan, adalah dalam prespektif sosial masyarakat adat di Minangkabau.

“Artinya jika kita meyebut rasa atau raso maka akan menimbulkan motivasi dalam diri orang lain, seperti raso bakorong jo bakampuang, raso bakarib jo bakarabat, raso badunsanak yang perlahan mulai hilang,” ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Dikatakannya, termasuk dalam urusan beragama, ada tiga kunci atau komponen yang mulai hilang bagi generasi penerus di Ranah Minang, yang pertama perhatian, seperti perhatian orang tua pada anak, yang kedua kasih sayang.

“Dalam Alquran Surat Al-Isra Ayat 24 disebutkan wa qur rabbir-ḥam-huma kama rabbayani sagira, yang artinya ; Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. Kini rasa itu yang telah mulai hilang," ungkap Buya Maigus.

Saat ini kata Maigus Nasir, para ibu-ibu sepertinya tak lagi menyusui anak-anak mereka, namun hanya memberi susu.

“Dahulu ibu-ibu menyusui anaknya sambil mendekap dan membelai sang buah hati, bahkan diiringi dengan nyanyian sang ibu. Namun sekarang kebanyakan para ibu hanya sekedar memberi susu anaknya. Mungkin ini karena tuntutan dalam kehidupan,” ujarnya.

Ditambahkannya, persoalan akan semakin bertambah saat si anak merasa ditekan oleh orang tua, ia harus sama dengan anak-anak tetangga. Secara kejiwaan realita tersebut menimbulkan efek psikologis. Akhirnya si anak akan mencari perhatian, mencari kasih sayang dan mencari orang yang dinilai bisa melindunginya,” ujar Buya Maigus.

Sementara Ketua DPD LPM Kota Padang Irwan Basir Dt. Rajo Alam mengatakan, orang Minang hidupnya berbasis pada filosofi adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Namun ketika aktifitas keduniaan lebih dominan, maka indak basobik aia jo pambuluah, kato jo mufakat.

“Inilah yang seharusnya ditanamkan kembali, karena kita sudah punya sendi atau sandi nan ampek, yaitu kato mandata, kato mandaki, kato malereng dan kato manurun,” kata pria yang akrab disapa Datuak IB ini.

Jika kita ingin membangun Ranah Minang, kata Datuak IB menambahkan, tentu harus ada dasar atau pondasi kekuatan mental keluarga, lingkungan dan pendidikan.

Datuk IB pun berharap, dengan adanya Forum Komunikasi Anak Nagari ini akan mampu  mengairahkan kembali kehidupan banagari di Ranah Minang.

Sementara mantan Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi yang menjadi narasumber dalam diskusi itu masih sempat bersyukur, karena masih banyak generasi muda Ranah Minang yang belum terkontaminasi oleh prostitusi, LGBT, maksiat dan narkotika.

Kendati begitu Irfendi Arbi tak lupa mengingatkan kaum ibu, kaum bapak, para ninik mamak dan lainnya mencatat berapa jumlah anak dan kemenakannya mulai terperangkap dengan prostitusi, LGBT, maksiat dan narkotika.

Kemudian, kata Irfendi Arbi lagi, kalau semua pihak peduli, mereka juga harus punya data berapa banyak generasi muda Minang yang sudah diberi sanksi hukum, terutama narkotika.

Irfendi menilai apa yang terjadi saat ini di Ranah Minang lantaran banyak masyarakat yang mulai melupakan ibadah, hal itu dapat dilihat saat Shalat Subuh berjemaah di masjid dan mushala.

“Dari Shalat Subuh berjemaah itu ada gak kita melihat generasi muda yang ikut shalat. Kenapa ini yang saya tekankan, karena bila kegiatan ibadah rajin dilakukan generasi muda, saya rasa tak akan ada diantara mereka yang terperangkap dalam prostitusi, LGBT, maksiat dan narkotika,” kata Irfendi Arbi.

Sementara Ketua DPW Gebu Minang Sumbar yang juga merupakan Walikota Padang Panjang H. Fadly Amran mengatakan, kita harus punya data terlebih dahulu tentang penyimpangan sosial yang tak hanya terjadi pada generasi muda saja.

“Dengan memiliki data yang akurat dan kuat kita akan bisa bergerak dan melibatkan semua stekholder yang ada,” ujar Fadli Amran yang juga dikenal sebagai Ketua DPW Partai NasDem Sumbar ini.

Tidak hanya itu kata Fadli Amran, dengan adanya kepedulian seperti hadir dalam diskusi tersebut saja sudah sangat luar biasa.

Pada kesempatan tersebut Fadli Amran berharap, dengan adanya diskusi tersebut harus ada solusi yang bisa ditawarkan Forum Komunikasi Anak Nagari kepada stekholder yang ada dalam mengatasi fenomena yang ada saat ini. (Febriansyah Fahlevi)

 

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.maestroinfo.id, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pemred: An Falepi