Hendri Septa menyalami Wirda yang didampingi sebelah kanannya, Teteh.
Padang, Maestro Info—Selasa siang 15 Oktober 2024 itu hujan lebat turun mengguyuri sebagian besar wilayah Kota Padang, tak terkecuali daerah Ketaping, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji.
Kendati demikian rumah Meci (38 tahun), di gang Bungo, RT03/RW04 Ketaping, Kelurahan Pasar Ambacang diramaikan oleh kaum ibu yang menanti kedatangan Hendri Septa untuk bersiaturahmi.
Melihat kucuran hujan yang sangat lebat, salah seorang warga Wirda (43 tahun) berujar pada warga lainnya, Teteh (66 tahun) ; kalau bantuak iko hari, indak ka tibo gai pak Hendri Septa tu doh,” katanya sok yakin.
Namun berselang tak berapa lama sebuah mobil Fortuner warna hitam BA 1 ASK memasuki gang Bungo yang agak sedikit sempit itu. Dari arah pintu belakang mobil tersebut keluar seorang pria berkacamata berbaju kemeja warna putih plus peci hitam di kepala.
Pria tersebut ternyata H. Hendri Septa, B.Bus. (Acc), MIB gelar Datuak Alam Batuah yang pernah menjabat Walikota Padang sejak 7 April 2021 menggantikan Mahyeldi untuk sisa masa jabatan 2019–2024.
Sejurus kemudian pria yang mengakhiri masa tugasnya sebagai Walikota Padang pada 13 Mei 2024 lalu itu pun menyapa dengan ramah. “Assalamualaikum ibu-ibu, maaf ambo agak talambek tibo/Assalamualaikum ibu-ibu, maaf saya agak terlambat datang,” ujarnya dengan ramah.
“Waalaikumsalam, kami kiro pak datuak indak jadi tibo,” balas Wirda sambil bercanda.
Hendri Septa saat sampai di rumah Meci di gang Bungo, RT03/RW04 Ketaping, Kelurahan Pasar Ambacang.
Hendri Septa pun langsung membalasnya : “Menepati janji merupakan hukum wajib ibu-ibu. Janji tu bukan hanyo urusan antara manusia dengan manusia, tapi juga urusan kito samo Allah nan harus dihormati dan dilaksanakan dengan sungguah-sungguah,” jawab Hendri Septa.
Ia pun mengatakan bahwa silaturahmi adalah hal yang paling utama bagi dirinya, baik saat ia masih menjabat sebagai Walikota Padang mau pun saat ia mencalonkan diri untuk maju kembali sebagai Walikota Padang.
Bagi Hendri Septa pantang baginya untuk membatalkan janji yang sudah dibuatnya. Karena baginya "sakato lahia jo bathin, sasuai muluik jo hati", itulah yang paling berharga.
Hari itu silaturahmi tersebut dirancang untuk membedah visi-misi pasangan HEBAT, Hendri Septa – Hidayat, nomor urut 3, sebagai salah satu kontestan di Pilawako Padang. Namun bedah visi – misi ini tidak jadi diadakan dan berganti menjadi ajang bercengkrama saling tukar cerita sembari makan soto di tengah dinginnya cuaca.
Kendati demikian, masyarakat tidak merasa kecewa. Karena mereka menilai program pasangan Hendri Septa - Hidayat cukup berpihak kepada rakyat, rasional, dan masuk akal, kata Mardaleni (50 tahun) salah seorang warga yang hadir pada kesempatan itu.
Pada kesempatan tersebut, baik Mardaleni maupun Meci, Wirda, Teteh dan lainnya, memuji karakter Hendri Septa yang tepat janji dan bukan janji sekedar janji, sekedar pemanis bibir belaka.
Tak mengherankan, melihat teladan yang diberikan tersebut, mewakili masyarakat Ketaping mereka menyatakan dukungan kepada pasangan Hendri Septa – Hidayat untuk melanjutkan pembangunan Kota Padang yang lebih baik. (F, Fahlevi)
0 Komentar